Selasa, 08 Januari 2013

09-1-2013 , Untukmu malamku


Entah mengapa jantung ini terasa terus berdabar keras ketika aku mengingat namamu. Seolah telah membatu di ingatanku. Kau tahu Vit? Kadang aku membenci pagi yang memaksaku untuk menyaksikanmu yang telah tiada. Sejujurnya aku lebih menyukai malam. Malam yang mengijinkanku untuk memejamkan mata sesaat dan melihatmu disana, dalam kedamaian.

Dalam mimpiku setiap malam kau tersenyum, seperrti layaknya jantung cahaya berkilauan menyibak malamku yang gelap. Alasanku tidak merindukan matahari. Kau ada disatu titik, dimana semua terlihat samar, dan bagiku kaulah tetap yang paling nyata.

Dalam setiap detik-detik waktu yang dilalui malamku. Selalu ada setidaknya 15 menit aku mengingatmu sebelum  terlelap. Iya, sedikit sekali waktu yang kugunakan untuk mengingatmu, tapi rasa itu tidak hilang, dan sekarang sudah tahun kedelapan aku menikmati 15 menit kebersamaan kita menjelang tidur.


=============================================================

Untukmu Malamku

Atas keseluruhan alam semesta.
Aku selalu bergelut dengan rindu yang tak berkesudahan.
Rindu yang senantiasa tumbuh subur didalam jiwaku.
Dan dari rasa rindu itu, ada rasa bahagia yang tidak sedikit.

Rindu.
Rindulah yang menyatukan kita dalam Jarak yang angkuh.
Dan luka.
Luka yang terasa periih, namun mengantarkan kita kepada cinta.

Masih kuingat Renyah suara tawamu.
Sebuah nyanyian malam, yang mengantarkku dalam peraduan.
Perlahan menelanjangi pemikiranku yang congkak.
Hingar bingar malamku, hanyut dalam kesepian tanpamu.

Disana, diujung pelupuk mataku yang masih terjaga.
Hati ini mengumbar tanya.
Pertanyaan-pertanyaan klise yang hanya akan menjadi no dua
kapan kita akan bersama?

=============================================================

Pagi sudah menjelang vit, sepertinya aku harus kembali ke dunia fanaku. Akan kuhitung waktuku yang detik demi detiknya  terus berkurang mengantar kita disaat kita akan bersama lagi.


Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me : grape_strife@yahoo.co.id


Follow my blog
http://www.clowreedt.blogspot.com/

Minggu, 06 Januari 2013

Entry Pribadiku 1


Juli 2005

Betapa sepi itu sangat berat kurasa. Dia datang perlahan, mencekik mulai dari leher, menghimpit paru-paruku terlalu kencang, membuatku lupa caranya bernafas. Betapa rasa sakit itu membuat dadaku sesak terasa, hingga tanpa kusadari mata ini sudah berkabut, dan akhirnya berlumuran air mata. Mengapa Sepi tidak pernah terasa sederhana, selalu membuatku meradang dan mempecundangiku dengan caranya yang seperti itu. Menyakakitkan.



Sulit memang ketika Tuhan memiliki keinginan, Dia tidak pernah bisa bersabar. Sukar bagiku untuk menang, terlebih ketika sang takdir yang menjadi lawan. Begitu pula takdir, tak pernah bisa menunggu. Kita, manusia seolah hanyabisa duduk manis menerima, dipaksa untuk merasakan, kemudian dengan sangat sadar, denan penuh kesadaran bahwa tidak mampu merubah apapun didalamnya. Takdir yang seolah memberikan pesan bahwa dunia bukanlah tempat dimana semua keinginan bisa terwujud.

inilah Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang. tapi dari sisinya dia jugalah sang maha kuat. kekuatanya dalam hitungan detik membuatku tersungkur, jatuh kedalam jurang kepedihan. mencabik sedikit demi sedikit dinding dinding jiwaku yang semakin ringkih.

Melanjutkan hidup, tentu saja. Hidup pasti akan berlanjut dengan sendirinya, dan lagi-lagi dia tidak akan menunggu. Tetapi dari kesepian aku  belajar bahwa hidup tidak cukup hanya sekedar dilanjutkan. Hidup adalah sesuatu yang patut dirayakan. Kau tahu Vit? Kepergianmu membuat segalanya menjadi terasa sulit. Kepergianmu membuatku bertanya, bagaimana aku akan melanjutkan hidupku dititik dimana Tuhan telah membuat kita bermandikan jarak, berpeluh sepi dan terus menenggelamkanku dalam kekosongan.

Kaulah rindu itu. Kau yang datang sesaat saja dalam pelukan, lalu kini menghempas pergi, sementara aku masih belum puas menari. sialnya, hidup terus berjalan, bergerak maju, tidak menunggu. berjalan congkak, tanpa berpaling padaku yang tertatih-tatih mengikutinya, sendirian.