Sabtu, 24 Maret 2012

Pendapat mereka tentang kesetiaan dan komitmen

Posting ke-3. Dibulan maret.

Hahaha, iseng buat ngupdate blog buat tahu pendapat cewek tentang relationship mereka dengan cowok. Aku melempar 4 pertanyaan. Antara lain :

1. Apa yang sista rasakan ketika falling in love?

2. Apa yang sista butuhkan dari seorang pria?

3. Apa arti kesetiaan dan kenapa sista setia pada pasangan?

4. Cowok ideal menurut sista itu seperti apa?

Dari 4 pertanyaan diatas akhirnya dapat beberapa kesimpulan yang menarik.

Untuk pertanyaan pertama tentang apa yang dirasakan ketika falling in love, jawaban terbanyak adalah deg-degan, pengen selalu ketemu tapi kalau ketemu salah tingkah. Hahahaha ternyata cewek dan cowok itu sama aja. Cewek dan cowok bingung untuk memulai, tapi parahnya sebagian jawaban dari cewek-cewek tersebut bilang kalau mereka malu sehingga mereka lebih memilih untuk pasif, karena adat kebiasaan di Negara kita yang dah terbiasa cowok harus berperan aktif dalam mencari pasangan.

Sejujurnya aku sebagai cowok sangat ragu untuk maju mendekat, takut kalau ada penolakan. Mungkin juga beberapa cowok lain merasakan hal yang sama. Menurut saran dari beberapa orang lain, agar lebih mudah untuk sekedar maju dan berkenalan dengan seorang wanita adalah berpenampilan rapi dan bersih, setidaknya menambah kepercayaan diri. Lagipula sebagian cowok senang berpenampilan ala kadarnya, makanya ketika ada cowok yang rapi mereka terlihat special.

Pertanyaan kedua, tentang apa yang dibutuhkan dari seorang cowok? Jawaban terbanyak adalah, perhatian, pengertian, kasih sayang, dan tidak kalah penting adalah kesetiaan serta komitmen.

Nyang ini no coment, next to pertanyaan ketiga

Pertanyaan ketiga, apa arti kesetiaan dan kenapa sista memiih untuk setia dengan pasangan? Kesetian itu adalah menjaga komitmen. Komitmen yang dibuat ketika memulai menjalin hubungan. Menurut mereka mereka sangat menyukai orang-orang yang bisa menjaga komitmen dimana komitmen ini sangat menentukan kemana arah hubungan ini nantinya. Alasan kenapa mereka setia adalah karena adalah karena cewek tersebut sudah memilih untuk bersama pasangannya. Kalau pasangannya setia mereka akan menjadi orang yang lebih setia dari pasangannya karena pada dasarnya mereka tidak ingin kehilangan pasanganya *:jleb:*

Kesetiaan itu susah mengukurnya, aku sendiri punya beberapa temen deket dan aku sering jalan ma mereka. Kalau aku pribadi gak masalah sih jalan denga teman lawan jenis asal tahu batasan masing-masing. Disisi lain kesetian juga butuh kepercayaan, anggaplah salah satu pihak berusaha kuat untuk setia, sedangkan pihak lain tidak bisa member sedikit kepercayaan, maka hubungannya tetap tidak sehat. Akhirnya kesetiaan kembali ke pribadi masing-masing, skala kesetiaan itu seperti apa? Dan apa ada toleransi terhadap sesuatu yang menghilangkan kepercayaan.

Pertanyaan keempat, cowok ideal menurut sista itu seperti apa? Ini yang mengejutkan. Ternyata sebagian besar orang yang menjawab pertanyaanku malah tidak memberikan criteria fisik. Menurut mereka cowok ideal adalah dia yang bisa membuat mereka merasa nyaman, bisa menjadi imam (pemimpin) yang baik, dan menyayangi keluarga. Intinya fisik menjadi pertimbangan kesekian bagi mereka dalam menjalin hubungan. Mereka bisa cepat tertarik dengan seseorang yang berpenampilan fisik menarik, tapi butuh lebih dari itu untuk membuat mereka yakin untuk menjalin komitmen.

Hahahah, yah enggak tahu dengan wanita-wanita yang diluar sana, aku cukup puas dengan jawaban yang diberikan oleh teman-teman tersebut.

Regard

Grape_Strife/Clowreedt

My World, My Rules

Contact me : grape_strife@yahoo.co.id

Follow my blog

http://www.clowreedt.blogspot.com/

Jhony Vs Nona Abu-abu

Second post on the month. Lanjutan posting yang kemaren.

Kemaren udan mbahas tentang mencintai orang yang in relationship. Bagaimana setiap cerita seperti itu selalu ada orang yang terluka dan luka itu tidak kecil. Salah satu alternative yang dibahas adalah dengan merelakan. Ketika kita sebagai pihak ke 3 maka option paling masuk akal adalah dengan mundur. Mundur agar tidak ada yang bimbang, dan tidak ada yang terluka.

Studi kasus :

Jhony dan nona abu-abu adalah pihak ke-3 dan in relationship. Ketika seorang pihak ketiga memutuskan untuk mundur dan pihak in relationship memberikan sikap abu-abu.


Maksut dari sikap abu-abu adalah pihak in relationship tidak bisa memutuskan untuk benar-benar membiarkan pihak ke-3 mundur, tapi tidak juga mengarah agar pihak ke-3 tetap disisinya. Dia tidak memberikan keputusan yang tegas bagaimana seharusnya hubungan mereka berlanjut.

Next. Sikap abu-abu ini sedikit banyak mempengaruhi keputusan dari pihak ke-3. Bisa saja pihak ke-3 menjadi ikut ragu, dan ikut abu-abu.

Bukan mendeskritkan pihak in relationship yang abu-abu, tapi dari point of view-ku akan lebih baik ketika dia dengan jelas memberikan kepastian seperti apa hubungan yang dia inginkan. Tentu tidak bisa disalahkan, untuk memutuskan hal seperti itu banyak sekali pertimbangan-nya. Mungkin dia tidak ingin ada permusuhan. Mungkin dia tidak menginginkan kehilangan seorang yang special. Mungkin pihak in relationship rela untuk tidak menjalin hubungan special dengan pihak ke-3, tapi dia tidak ingin kehilangan pihak ke-3 sebagai teman.

Disisi lain pihak ke-3 tidak mudah untuk memutuskan pergi menjauh. Bayangkan, kalau saja meninggalkan bisa semudah itu, maka sejak awal tidak akan ada hubungan serumit itu. Merelakan untuk pergi berarti dia harus siap untuk mengalami rasa sakit.

Kalau aku sih daripada jadi dramaqueen gini mending dari awal menghindar. Sebisa mungkin untuk tidak jatuh cinta dengan orang yang in relationship. Kalau emang dah mulai ada rasa-rasa seperti itu mending berusaha sebisa mugkin untuk mundur. menjauh buat ngilangin rasa, dan kalau dah ilang mungkin bisa dimulai kembali sebagai seorang teman. Hanya teman, tidak lebih, tidak kurang.

Apapun yang terjadi antara jhony dan nona abu-abu harus-nya menjadi pelajaran bagi aku. Disisi lain aku berharap buat jhony dan nona abu-abu bisa berteman serperti sediakala meski mungkin butuh waktu satu sama lain untuk memaafkan dan merelakan. Biarkan dulu rasa satu sama lain buat memudar, dan pertemanan mereka semakin berkualitas. Amin ^_^

Regard

Grape_Strife/Clowreedt

My World, My Rules

Contact me : grape_strife@yahoo.co.id

Follow my blog

http://www.clowreedt.blogspot.com/

Rabu, 21 Maret 2012

mencoba nulis kembali T_T

It’s been a while since my last post. Hahaha, ga kerasa kuliah dah masuk semester 10. Dah mulai kuliah lagi meskipun jadwalnya gak sepadat semester-semester awal. Temen-teman angkatan dah pada lulus. Sekarang Cuma tinggal beberapa orang temen angkatanku yang belum lulus. Miris T_T

Ok langsung ke topic. Kali ini mau membahas tentang orang-orang yang menyukai atau malah mungkin berhubungan dengan seseorang yang In relationship. Pertama sebelum melangkah lebih lanjut, saya ingin menegaskan bahwa masalah seperti ini bukan merupakan pilihan yang menyenangkan bagi semua orang. Pelaku-pelaku pasti menginginkan hubungan yang lebih normal.

Kalau dilihat dari sisi manapun tak ada yang benar-benar menginginkan untuk menjadi pihak ke-tiga. Siapapun itu, masalahnya adalah ketika kita mencintai seseorang, maka akan muncul keinginan yang sangat besar untuk memiliki. Saat kondisi seperti ini terjadi akan ada pertentangan. Kondisi yang membuat seseorang dilematis, atau bahasa sekarang “GALAU”.

Rasa sakit karena orang yang dicintai adalah milik orang lain, dan rasa takut bahwa selamanya tidak akan memiliki. Namun ketika akhirnya terjadi hubungan antara pihak ke-3 dan seseorang in relationship tersebut maka secara perlahan-lahan rasa sakit lain tercipta. Akan selalu ada pihak yang merasa di no.2-kan. Ada yang merasa terhianati. Ada yang bingung karena tidak mendapatkan pilihan yang mudah.

Kasus yang sering terjadi adalah ketika seseorang berkenalan dengan orang lain tanpa tahu status-nya. Mereka dekat dan semakin dekat hingga ada rasa lebih dari pertemanan. Sayangnya ketika pada akhirnya dah ada chemistry yang kuat satu sama lain terungkap bahwa salah satu pihak in relationship.

Kasus seperti ini ada beberapa ending.

  • Pertama pihak in relationship putus dengan pacar dan jadian dengan pihak ketiga.
  • Kedua, pihak in relationship tidak putus dan pihak ketiga menjadi selingkuhan.
  • Ketiga, pihak in relationship ditinggalkan oleh pacar dan pihak ketiga.
  • Keempat, pihak in relationship insyaf dan memilih pacarnya.

Tapi kali ini kita tidak sedang membahas hal tersebut. Kita akan membahas tentang seseorang yang yang sejak awal tahu bahwa orang yang dia taksir berstatus in relationship. Mungkinkah? Mungkin! Adakah? Ada, dan tidak sedikit.

Ok? Next, tidak ada salahnya mencintai seseorang yang in relationship, hanya akan menjadi masalah ketika anda berusaha merebut orang in relationship tersebut, atau mungkin dengan suka rela menjadi orang ke-tiga. Dan karena keinginan memiliki yang besar hal tersebut bukan tidak mungkin akan terjadi.

Menyakitkan tidak dapat memiliki apa yang kita cintai, tapi akan lebih menyakitkan ketika kita menjadi orang ke-tiga. Ketika menjadi orang ke-tiga anda akan merasakan betapa cinta sangat diskriminatif. Betapa orang pertama akan selalu didahulukan, selalu diutamakan. Tidak ada pilihan menjadi yang pertama tapi diduakan, atau kedua tapi diutamakan. Yang ada hanya selalu jadi yang kedua.

Pada akhirnya orang-orang ini akan menghambakan diri kepada orang yang dicintainya, dan mereka akan selalu menjadi yang kedua. Semakin menyakiti diri sendiri karena tidak benar-benar memiliki.

Kita tidak pernah benar-benar mengendalikan rasa cinta, tapi kita bisa memilih apa yang akan kita lakukan terhadap rasa itu. Pahamilah bahwa pemahaman terhadap pribadi orang yang kita cintai sangatlah penting. Yakinkan diri anda bahwa menjadi pihak ke-tiga tidak pernah benar-benar berakhir bahagia, selalu ada rasa bersalah, selalu ada yang terluka. Yakinkan pula pada diri anda untuk tidak bersuka rela menjadi yang ke-tiga. Setiap orang berhak mendapatkan yang terbaik, menjadi penguasa tunggal kekasih hatinya. Tidak terbagi.

Regard

Grape_Strife/Clowreedt

My World, My Rules

Contact me : grape_strife@yahoo.co.id

Follow my blog