Senin, 23 Juli 2012

Kribo Never Get The Girls T_T


Terlepas dari apapun pendapat orang, gua merasa bahwa diri gua keren.  Gak gak ganteng, tapi bisa dibilang  manis (ngarep). Emang sih nggak semua bilang gitu,setidaknya emak gua dah mengkui secara de faccto dan de jurre bahwa gua gagah. Bahkan seandainya memungkinkan emak gua dengan senang hati akan mencantumkan predikat terakreditasi ganteng di KTP gua. NB: orang yang tidak menganggap gua manis gua anggap sebagai pernyataan orang yang kalah keren.


Dan dengan semua kekeren-nan gua yang tidak dipertanyakan lagi, hari ini gua berdiri didepan sebuah bangunan persegi ukuran  7m X 7m dengan hiasan kerlap kerlip, pita mengkilap dan ornament yang unyu banget. Hal yang paling mengerikan adalah : semua pink.

Ok gua punya dua pilihan yang menyesakkan. Masuk dan dikira sebagai cowok melambai, atau diam didepan menunggu dan dikatakan cemen sama gebetan. One way to hell, dan sebentar lagi gua nyampe disana.  Aku bukan orang yang religius, tapi kalau KAU benar berada diatas sana, tolong selamatkan aku superman.

Andita, temennya temen gua yang sekarang jadi temen gua. Wajahnya manis, kulitnya putih dan rambutnya lurus panjang. Bukan dia bukan bakpao berambut. Wajahnya manis ketika tersenyum. Pahit kalau manyun.
Seperti kata temen gua kemaren, berawal dari facebook, berakhir di pelaminan. Gua khidmat mengamini. Amin. Gua kenalan ma dia berawal dari temen gua yang temennya dia juga sering baca profile gua yang masang status-status yang selalu keren.  See? Gua keren.

Koment-koment-an FB,  tukar ym, chating. Gua tahu namanya andita. Dia juga tahu nama gua kendil. Gua tahu no hapenya  085 713 xxx xxx. Dia juga tahu nomor hape gua 085 713 XXX XXX. Pertanyaannya, berapa nilai X? Lhoh?
Andita orang yang supple dan periang, beda ama gua yang sering galau gak jelas. Kombinasi sempurna dari wajah manis dan sifat yang sadis. Sering banget gua kalah ceng-cengan. Habis mahkota kepala gua jadi bahan cengan sama dia. Rambut gua yang yang berombak seksi, rambut gua yang ikal. Catet gua ikal, bukan kribo!!!

Mau makan inget Andita. Mau tidur inget Andita. Mau bikin  SIM inget bang Jhon. Rasanya seluruh dunia isinya Andita semua. Bahkan pas mau ngasih makan Devi, kura-kura piaraan gua, gua keingat wajahnya Andita. Gua teriak “Andita, jangan makan itu, itu makanan kura-kura… JANGAN!!”. Seminggu kemudian Devi jadi pemurung karena teraniaya makan nggak kenyang.

Kembali ke bagian horror. Gua masih didepan Rumah pink bertahtahkan  papan nama “Rumah Cinta”. Mampus. “Ayo…” ajaknya sambil menarik tangan gua masuk, gua kaku tak percaya seolah gua baru saja melihat nenek-nenek goyang suffle. Muka gua pucat.

“Kenapa lo?” Andita bengong melihat ekspresi aneh gua. “oh” dia manggut-manggut, “santai aja kale”.

“kalau ada yang lihat gimana?” Tanya gua. “kalau emak ma babe gua lihat gua musti jawab apa coba? APAAAA?”
Andita tertawa pelan “cemen akh”.

Anjrit, gua dikatain cemen.

“Tenang nggak bakal dikira kok…” lalu Andita melanjutkan, “kan emang udah mirip”. Dia tertawa tergelak.
“Najis,becanda lo nggak lucu… hahahaha” gua ikutan ngakak.

“Gua serius” dia semakin ngakak.

Gua gusar, Gua nangis, Gua inget mantan  #kemudian galau. Entah mungkin salah gaya berdandan gua hari itu, gua disamain dengan cowok setengah jadi, sama gebetan di malam first date kami. Bukan pertanda baik.

“oke oke, kita nonton aja yuk” kata Andita kemudian. Gua sujud syukur, baca al fatihah, gua berjanji kalau ada rejeki lebih gua pengen naik haji. Amin.

Berdua kita jalan beriringan. Dikiri kanan kelihatan pasangan lain sedang begandengan tangan. Cewek dengan cowok. Cowok dengan cewek. Cewek dengan adiknya, cowok sama cowoknya. OMEGOT. Tekanan social. Disatu sisi gua pengen banget ikut trend megang tangan Andita, tapi disisi lain gua takut salah gandeng tangan Om-Om sebelahnya yang macho abis. Hiks.

Sampai di bioskop masalah lain hadir.

Film yang akan kita tonton sangat penting untuk membangun mood, mood penting karena malam ini rencana gua mau nembak. Kalau nonton film komedi, mood becandanya yang naik. Kalau nonton film romantis romansa akan tercipta. Nasib, gua berada di Indonesia ada empat studio di gedung bioskop itu dan tiga diantaranya memutar film Horno, horor tapi porno. Gua gak mau mood nembak gua keganggu sama image pocong berjemur dipantai dengan bikini polkadot.

 Untunglah di studio dua memutar film anak-anak  Madagascar. Bukan film romantic sih, tapi lebih baik daripada nonton film “begituan”. Film semua umur, tapi karena memang kartun jadi lebih banyak unsur komedi. You know what? Mood romansa yang gua harapkan nggak datang, gua malah jadi korban ceng-cengan Andita. Dia bilang gua mirip sama Rico, salah satu penguin di film itu yang pendek,  buncit, sok pinter dan narsis. Bedanya gua kribo, Sadis.

Andita memang sadis, tapi karena dia manis jadi dimaafkan. Dia juga gak sekejam itu. Setidaknya itu yang ada dipikiran gua ketika dia nolak untuk jadi pacar gua malam itu. Malam itu dia dengan tegas menjawab “Maaf ndil…” see? Dia baik banget, nolak aja pakai maaf, “gua gak suka cowok kribo”. Jleb.
Gua ikal, bukan  Kribo!!!!! Piso mana piso? T_T



===============================================================
cerita ini hanya fiktif, kesamaan karakter adalah disengaja

Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me :
grape_strife@yahoo.co.id


Follow my blog
http://www.clowreedt.blogspot.com/

Minggu, 08 Juli 2012

kenalan, pacaran, berantem, putus #kemudian galau


Wew, juli.
Sebelumnya mau ngucapin met ultah dulu buat temen sekamar gua, yang kemaren tanggal 8 ulang tahun. Sorry kemaren gak ikut perayaannya bro, kerja  T_T
 BTW, gua habis denger, bukan denger juga sih, baca lebih tepatnya sebuah statement yang menarik.

“CINTA itu cuma gitu2 aja...lihat..., kenalan..., suka..., minta nomer hape..., PDKT..., nembak..., jadian..., senang2..., brantem..., putus..., nangis2..., JOMBLO lagi dehhhh....”

Menarik. Kenapa gua ngerasa statement itu menarik? Karena memang siklus itu yang sering terjadi. Dan gua gak bisa menutup mata bahwa hal itu terjadi juga dalam sama gua. :hammer:

Emang sih sakit, ketika kita harus kehilangan sesuatu yang kita sayangi, sesuatu yang kita jaga. Bullshit lah ada orang yang ngomong gak pernah galau gara-gara pasangan.

Tapi keknya memang terlalu sempit kalau kita berpikiran bahwa cinta itu Cuma bersiklus pada kenalan, suka, pdkt, nembak, seneng-seneng , berantem , putus.

Gua sendiri beranggapan bahwa pacaran itu Cuma status, Tidak lebih. Makanya gua jomblo (ALIBI). Pacaran itu mengikat dan hanya penegas akan kepemilikan, istilahnya komitmen meskipun masih tahap remaja.

Bahkan ekstreme, ada temen gua yang kemaren dengan tegas mengatakan bahwa rasa itu lebih dari sekedar komitmen. Dan bagaimana dia tetep bertahan dengan pasangannya meskipun tidak berstatus berpacaran. Bagi dia, rasa nyaman dan kejujuran dalam menyampaikan perasaan tanpa harus  terpaku pada status pacaran lebih baik, daripada keterkekangan. Jujur, gua kagum sama pola pikir lo, barongsai ^_^

Back to topic, jadi penting gak sih pacaran? Gua gak tahu dengan orang lain. tapi pendapat gua dari dulu gak pernah berubah, bahwa pacaran itu penting. Pacaran itu sarana kita untuk lebih mengenal  pribadi orang yang kita harapkan untuk jadi pasangan kita. Disana kita belajar untuk saling mengenal, bersosialisasi, berbagi, dan bertoleransi. Kegagal itu sakit, tapi salah memilih adalah kesalahan yang besar.

Pernah dengar kata-kata “tidak ada salahnya mencoba?”. Mungkin kata-kata itu sangat cocok untuk orang-orang seperti gua. Gua gak ada hal yang lebih utuk dibanggakan. Sebuah ekspektasi biasa ketika gagal, tapi akan ada kebahagiaan lebih ketika berhasil. Karena itu gua mau mencoba, mau bicara, dan mau menyatakan perasaan gua dengan jujur. Bukan Cuma propaganda dan modus mendapatkan cinta :p

dan lagu yang recommended banget buat didengerin


Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me :
grape_strife@yahoo.co.id


Follow my blog

Sabtu, 07 Juli 2012

Penatku



Logisku.. Tak pelak resah dalam hatiku..
Hatiku Adalah warna warni bahagiaku untukmu..
Pekat penat .. nalarku terlalu Lama terluka berada di dalam hatimu..
Rasa.. Asmara bijak bahagia berada didalam hatimu..

Kurapuh, tapi tetap tak lagi kau mengerti hatiku..
Akal sehat ini.. membawa rasa gundah,membuat nalarku dan perasaanku selalu ingin terbawa ke dalam kebencian..
Semua tak ter-ingin olehmu, olehku..

Asa dan rasa ini Karenamu, meneluh sakit dan membuatku semakin menginginkanmu..
Rasa ini cepat mati, tapi fikirku melarangnya..

Berubah, kata yang kau ungkap, kata yang kau ucap..
Tak ada rasa itu kini, nanti..
Kucoba melihat kembali ke dalam hati, fikiran, perasaanku, tak jua kau rasa yang kuinginkan darimu untukku miliki.. Yang kau butukah dariku untuk kau miliki..

Rasaku yang membutuhkan balasmu, dan kau yang mecampakkannya..
Yakinku atasmu, rasa percaya yang menariku terus terjatuh, asa yang kecewa, rasa yang terlarut..

kurelakan kalahku untuk sesuatu yang aku Sayangi sesuatu Yang aku Cintai
jangan biarkan aku menang pada sesuatu yang aku benci dan ragukan atas kesetiaannya..

Saat ini, kini… Senyum ini adalah luka dalam tiap jejakku yang tertatih..

Senin, 25 Juni 2012

Kendil VS Jhony "Lampu"


26 juni 2012, buntut panjang dari adegan lampu kamar yang PUTUS, tapi menurut kendil gak masalah karena munkin Cuma salah pengertian. Tapi terlepas dari apa alasan lampu kamar itu PUTUS, gua setuju ama kendil, kalau si lampu mending balikan aja, soalnya tanggal segini, gua males merogoh kocek buat beli lampu baru.

Next gua akhirnya semakin dalam mencermati dialog antara kendil dan jhony, kurang lebih kek gini
Jhony : Gua sayang ma pacar gua lagi….

Kendil : Pulang dan cintailah dia

Jhony : Loe nggak ngerti sih, gua dah gak ada perasaan itu lagi ke dia…

Kendil : Pulang dan cintailah dia

Jhony  : Tapi secara emosi berarti gua gak jujur, gua melakukan hal seperti itu, padahal gua dah gak ada rasa ma dia

Kendi : Emang lo pikir mamak lo, cinta ma lo?

Jhony : iyalah (dg mantap)

Kendil : Kira-kira 1 minggu stlh mamak lo pulang dari RS & ngebawa lo pulang, dan lo nangis menjerit2 di tengah mlm krn popok lo basah dan dia terpaksa bangun walau tubuhnya masih sangat letih, berjalan di lantai yg dingin tanpa alas kaki utk mengganti popok dan nyusuin lo.  Apakah menurutmu dia sungguh-sungguh menikmati itu semua?

Jhony : Nggak (menunduk)

Kendil : Kalau gtu, Apakah mamak lo secara emosi jg tidak jujur? Ukuran besarnya cinta bukan krn dia menikmati mengganti popok di tengah mlm, melainkan krn mamak lo RELA melakukan itu semua meski dia tdk begitu menyukainya.

Jleb….. disini gua kaget dengan omongan Kendil. Amazing…. Kendil berubah, lebih keren dan nggak NGGATELI lagi :hammer:
  
The point is hubungan entah itu pacaran atau berteman tdk hanya didasari perasaan Cinta, sayang dan sebagainya, yang lebih dari itu yaitu KOMITMEN.

Saat pertama seseorg menikahi istrinya pasti krn cinta, ttp cinta yg menggebu-gebu akan padam seiring dg berjalannya WAKTU Hanya Komitmen yg membuat Cinta manggebu-gebu menjadi Cinta yg matang dan dewasa Lalu..

Apa yg disebut dg Cinta??

Cinta yg sifatnya turun ke bawah, yaitu cinta yg tdk memikirkan untung rugi, cinta yg rela berkorban demi seseorg yg dikasihinya. Inilah cinta yg hrs diusahakan dlm setiap hubungan.

Berkaca pada diri gua sendiri, kata aku cinta kamu bukan berarti "gua pengen milikin loe"  tapi lebih kearah “gua nyaman ma loe, dan gua pengen jadi orang yang slalu bisa lo andalin”.
  
Yaealah ngapa gua jadi ngebacot soal cinta, gua aja gagal. T_T



BTW gua punya lagu yang recommended banget buat didengerin

Too Weak To Dance - Goresan Tinta
 Tak seharusnya rasa ini.
Mulai terbawa dalam terkenalnya parasnya anggunmu.

Namun apa dayaku
Mencoba menghindar dari parasmu
Yang tak mungkin dapat ku elakan

Mencoba untuk dapat melupakan tapi indah tak kunjung bersandar.

Memikirkanmu berulangkali
Hanya membuatku terluka
Mencoba ingatkan keberadaanmu
Takan mudah kujalani..

Memikirkanmu berulangkali
Hanya membuatku terluka
Tolong bunuh persaanku ini.

Harus ku akui, teriris perih
Saat ku sadari, di hatimu
Tak pernah ada namaku..

Kau wanita yang selalu hadir di mimpi ku….
Dan tegakah kau merenggut mimpi indah itu..
Dari lelapku..

Memikirkanmu berulangkali
Hanya membuatku terluka
Mencoba ingatkan keberadaanmu
Takan mudah kujalani..

Memikirkanmu berulangkali
Hanya membuatku terluka
Tolong bunuh persaanku ini

Mencintaimu..
Hanya membuatku semakin terluka..
Mencintaimu..
Mencintaimu..hanya membuatku semakin terluka..
Mencintaimu..
Haruskah ku tinggalkan binar cahayamu..
Kini ku sadari.
Mungkin hatiku..
Memang bukan untuk kau miliki..

untuk download silahkah klik ke "Too Weak To Dance - Goresan Tinta




Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me : grape_strife@yahoo.co.id


Follow my blog

Selasa, 05 Juni 2012

Usaha untuk ngganteng :p


gua paling miris sebenernya ditanya tentang umur. sampai umur sekian kok keknya hubungan asamara gua meranggas. istilahnya playboy gak pernah pacaran. niat jadi playboy tapi gak kesampaian pacaran :miris:

yah jelek-jelek gini sedikit banyak bisa lah ngomong masalah cinta. lebih tepatnya sedikit ngomong tentang cinta, dan banyak masalah yang mengitarinya :hammer:

gua punya temen gitu, sebut aja putra. agak labil, sedang mencari jati diri. keknya dia dah mulai menyembah sama sebuah kepercayaan baru, sebuah forum tepatnya bertitle "penc***ta.wani**". pernah suatu malam dia muter sebuah video di laptop tentang motivasi dari agama barunya itu. lalu terjadilah dialog

laptop : "karena kurang ganteng aku gak pantas dapet cewek cakep, itu bullshit"
laptop : "karena gua gendut, item, kriting gak ada yang mau sama gua, itu bullshit"
kendil  : "apaan tuh bullshit-bullshit?"
putra : "diem monyet, gua lagi ibadah...."

buset mpe segitunya, semonyet itukah gua??? T_T

ya, itu agama barunya dia, nabinya bernama ronald siapa gitu, lupa gua :p
intinya itu adalah sebuah forum/perkumpulan cowok-cowok yang berbagi tips dan trik menggaet cewek. buset dah ada gitu? keknya tinggal nunggu gua khilav biar bisa join. :p

ok, next.... 
tapi mungkin agak menjanjikan juga. gimana terlihat banget si putra cepet benget deket sama cewek. kalau gua mah boro-boro. baru ngedeket aja ma cewek langsung dilempar uang receh dikira pengamen, masih mending bukan tulang nista amat gua dikira bleki.

emang keknya gak bakat jadi berstatus pacaran gua pernah ngalamin yang hal yang nyesek banget. gua pernah mengalami yang namanya penantian yang panjang gara-gara gua salah trik dalam nembak. akibatnya fatal.

dialog :
kendil : "vin gua suka sama loe, loe mau gak jadi pacar gua?"
vina : "mang jawabnnya mesti sekarang ya?"
kendil : "gua gak pengen maksa lo, jadi gua akan menanti jawaban lo, sampai kapanpun"

dan itulah yang terjadi, kapanpun itu tidak kunjung datang dan gua sukses dengan penantian panjang gua selama 12 bulan (alibi). akhirnya dia gua cuma bisa menghibur diri dengan berkata "dia bukan nolak gua, cuma dia belum siap pacaran"

disanalah putra datang memberi semangat yang baru buat gua. "mungkin loe kurang berusaha" katanya menghibur. gua tersadar, gua terharu dengan perhatian dia sama gua, tapi Alhamdulillah gua gak khilav jatuh cinta ma dia :najis:

sejak itu gua mulai melakukan kegiatan PDKT dengan ngikutin saran dia. yah semua membaik, gua jadi lebih bisa berkomunikasi dengan mereka yang disebut kaum hawa. dan setelah sekian lama, akhirnya.... akhirnya.....akhirnya..................................................................................................................
.................................................................................... gua tetep jomblo...

akhirnya gua mulai kembali menanyakan tentang apa lagi yang kurang? knp knp? (jedukin kepala ke meja)

putra datang kembali, dia kembali memberikan semangat. luar biasa! dan sebuah jawaban ajaib keluar ketika aku bertanya apa yang salah? apa yang kurang.

jawaban itu adalah gua kurang ganteng :dies:


============================================================

hahahaha note ngarang-ngarang ini adalah eksperiment pertama menggunakan bahasa yang lebih familiar gak sesuai EYD. kesamaan tokoh adalah kesengajaan 

Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me : grape_strife@yahoo.co.id

Dia, yang ingin kulempar bata dengan tulisan I LOVE U

dah mau seminggu aja ni masuk bulan juni. yang baca judulnya mungkin bingung... gua juga. tapi gua bingung bukan karena judul itu, tapi alasan yang buat aku pengen ngasih judul itu.

selama ini baru gua nyadar ternyata ada yang salah dengan kegiatan asmara gua. gua orang yang sebenernya setia, tapi entah mengapa aku gak terlalu suka jalan dengan cewek gua. gua lebih suka jalan sama teman-teman gua, dan mereka dominan cewek. ini yang jadi masalah, cewekku sering merasa tersisihkan, apalagi kita lagi LDR (luar daerah relationship)

gua sering banget terlalu dekat dengan seseorang dan akhirnya membuat gua jatuh cinta dengan orang tersebut. masalahnya gak semua dari mereka yang merasakan hal yang sama (baca : gak ada). kemudian galau.

terjadi lagi. gua orangnya terbuka hampir semua orang gua curhatin, meskipun porsinya berbeda.  untuk orang-orang yang gak terlalu dekat paling cuma garis besarnya aja, gak nyampe detail (emang ada gitu yang dekat sama gua :miris: ). dia, dia adalah sahabat dari sahabat gua yang sekarang jadi sahabat gua. nah loh?

sebut saja namanya seza, beda jurusan sama gua, beda angkatan juga. dia matematika, gua akuntansi. beberapa hal tentang seza. dia anak matematika yang cerdas, juga rajin (tugas statistic gua, dia yang bantuin ngerjain). tapi sayangnya dia gak terlalu pintar tentang pengetahuan umum yang bikin gua sering jengkel kalau ngobrol ma dia karena kadang agak telmi. "haho" kalau gua yang bilang. dia juga tidak peka dengan keadaan sekelilingnya. parah.

pernah suatu ketika kita lagi nonton acara pentas tribute to chairil anwar. di tengah-tengah aksi theatrikal anak fakultas bahasa dia nyetuk kenceng "Chairil Anwar tu siapa sih mas?". gubyak, mati gaya gua. mau gua jaga jarak sama dia percuma soalnya dari tadi gua duduk sebelahan dia, tapi mau tetap disana keder juga. dilematis.

terlepas dari pengetahuan umumnya yang minim, dia sebenernya cerdas. dia cepet banget belajar tentang rumus-rumus njelimet yang kalau gua sendiri lihat dah lebih mirip cacing tanah yang dijemur sampai kering lalu di serakin begitu aja (NB : gua takut cacing). dia punya bakat design dan pintar dibidang komputasi. Amazing!!!

back to topic. gua semakin dekat sama dia sejak hubungan LDR gua gak sehat. dia adalah tempatku mencurahkan semua kegundah gulanaanku. teman yang baik, setia, dan pengertian tidak jarang dia juga nraktir (ini yang penting).

semakin kesini gua semakin suka sama dia, kagum, akhirnya sayang. tapi gua sendiri lihat dia gak punya perasaan yang sama. dia menawarkan aku juice yang sangat pahit terasa. Juice Friend (pait banget).

gua terima keputusan dia, cuma yang nyesek adalah sejak aku jujur bilang kalau aku sayang sama dia, dia ngejauh. jauh banget.

kita masih tetep sering jalan barang, entah sama temen atau berdua. tapi terasa ada batasan yang gak terlihat antar gua sama dia. saat ngobrolpun dia gak pernah lagi melakukan eye contact dengan gua. itu yang sedih. dia gak bisa lagi tersenyum lepas seperti dulu.

itulah misiku sekarang
1. ngelempar dia pake bata yang dikasih tulisan I LOVE U, biar dia tahu gimana sakitnya mencintai dia (keknya ini gak bakal gua lakuin)
2. ngerjain statistik (wajib, kalau gak mau ngulang)
3. mandi, trus sarapan
4. membuat dia tersenyum kembali (semoga cepat terealisasi)

Jumat, 04 Mei 2012

Topeng


Cukup lama kuperhatikan gadis itu tak jemu memandang penuh kekaguman pada lukisan seukuran  1 m x 0,5 m dipojok pameran. Diperhatikan inchi demi inchi goresan itu dengan penuh rasa takjub. Lukisan tentang sesosok gadis tergambar hitam putih menggenggam topeng tersenyum di tangan kiri dan wajah aslinya yang sedang menangis pilu. Entah mengapa gadis itu seperti tersihir hingga kakinya enggan melangkah pergi.

Ragu-ragu kuseretkan kakiku mendekatinya. “Permisi mbak, maaf pamerannya harus segera tutup”.

“Oh iya mas” kulihat sepintas matanya berkaca-kaca. Disempatkannya melihat kembali lukisan itu lekat-lekat, nama pelukis yang tertulis dibawah judul lukisan menarik perhatiannya “Rizki?”

“Kalau masih belum puas, pamerannya masih akan buka sampai tiga hari kedepan kok”

“iya… um… mas kenal dengan orang yang membuat lukisan ini?”

“Rizki? Iya aku aku kenal dengan Rizki”

“Beneran? Bisa nemuin aku sama dia nggak?”

“Hah?”

“Kenapa mas? Dia belum meninggal to?”

“Hahaha” tawaku meledak seketika. “Rizki nggak meninggal kok…. Setidaknya belum…” ucapku setelah tawa reda, sambil menunjukkan name tag kepanitianku. Gadis yang akhirnya kutahu bernama Vita itu tersipu malu.

Itu dua tahun lalu. Dua tahun aku berpacaran dengan dia. Selama itu pula aku menyadari aku tidak pernah mencitai Vita. Ketertarikanku akan kepribadiannya yang cerdas dan riang membuatku suka padanya lalu berubah menjadi sayang. Tapi cinta? Tidak. Aku tidak pernah mencitai Vita. Aku juga tahu dia menyadari hal itu. Hanya saja dia lebih memilih diam dan tidak menyingungnya kecuali bersikap sebagai kekasih dan pacar yang sempurna bagiku. Yang kutahu Vita mencintaiku. Sangat mencintaiku.

Dengan semua kondisi itu, aku tetap merasa pedih ketika melihat dia tergolek lemah di ranjang serba putih ditengah rumah sakit yang besar ini. Wajahnya yang senantiasa merona merah, kini pucat pasi. Bibirnya nan senantiasa merah muda alami, kini kering dan terpecah. Senyum nan senantiasa bertahtah disana kini nampak sedih.

Kukecup bibir itu dalam-dalam. “Bibirku sudah nggak enak lagi untuk dicium ya Riz?” kata-katanya berat tersenggal. Aku tercekat, betapa kuatnya kekasihku ini, hingga dia bisa dengan ceria melontarkan guyonan pada keadaanya yang sangat lemah saat ini! Kugelengkan kepalaku “Bibirmu masih yang ternikmat untuk kekecup”

“Kamu tuh nggak pantes nge-gombal tahu nggak sih?” dia terkekeh yang sedetik kemudian meringis ngilu menahan kepalanya yang terasa pening tak terperi. Hatiku hancur melihat penderitaanya, rasa sakitnya. “Riz? Boleh aku minta sesuatu?”

“Huum? Apa?”

“Aku tahu selama dua tahun berjalan kita berpacaran kamu tidak pernah benar-benar mencintaiku. Karena itulah kau selalu bilang kalau kamu menyayangiku, tapi tidak pernah mengatakan I love You, karena pada kenyataannya hanya ada rasa sayang disana tidak lebih”

“….” Aku terhenyak.

“Tak perlu merasa bersalah Riz, percayalah aku bahagia dengan hubungan kita selama ini. Sangat bahagia” dia berhenti karena rasa sakit dikepalanya kembali datang.

“Apa keinginanmu?”

“Sekali saja sebelum aku pergi, katakan tiga kata itu untukku”

Kupandangi lekat-lekat kedua mata indah yang bulat padat serupa buah almond. Terlihat lelah, terlihat pasrah. Dalam kesakitan yang amat sangat itu masih terasa cinta disana. “Kau tahu aku tidak bisa, aku tidak akan bisa mengatakannya padamu”

Hening. Kami berdua hanya diam dalam kamar seluas tiga kali empat meter itu. Henry kaka laki-laki Vita masuk  menyeruak kedalam kamar dan menarikku keluar. Setengah sadar aku diseret keluar kepelataran parkir. Beberapa pukulan mendarat di pipi dan perutku. Begitu saja, rasa sakit itu tetep terasa namun tak seberat dan sesakit yang kurasakan didalam dadaku. Aku menyadari aku telah benar-benar mencintai Vita, namun alih-alih mengungkapnya aku malah bersembunyi dalam kebohongan.

“Kau? Kenapa tidak kau turuti saja keinginan Vita? Kenapa kau begitu tidak peduli” Henry berteriak berang.  Suaranya membahana di lapangan parkir yang sepi.

Pukulan demi pukulan terus kuterima tanpa melawan ataupun menghindar. Ingatanku melayanag liar pada moment-moment bahagiaku denga Vita. Bagaimana dia akan tertawa riang hanya karena hal-hal kecil yang kulakukan untuknya. Candanya yang sarcastic tapi cerdas. Bagaimana dia mengatakan bahwa selalu ada alasan untuk tersenyum bahkan ketika keadaan menjadi sulit.

Aku ambruk. Henry menduduki perutku dan terus memukul melepaskan semua amarahnya. Aku semakin tenggelam dalam lamunanku. Bagaimana awalnya aku menemukan Vita mengerang kesakitan, menangis menahan perih kepalanya sambil nafasnya tersenggal hebat. Betapa tersiksa ketika seperti orang trance dia mengacuhkan panggilanku, tenggelam dalam dunianya.

Masih kuingat bagaiman dokter memfonisnya bahwa dia tidak akan bertahan lebih dari enam bulan. Kangker otak stadium IV katanya. Tidak mungkin, Vita terlalu muda, dia tidak akan mati.

Tidak, tidak, tidak. Aku berusaha membohongi diriku bahwa dia tidak akan mati. Tidak enam bulan lagi, tidak enam tahun lagi. Dia akan menemaniku, dia akan selalu disisiku. Aku terus meyakinkan diri sendiri bahwa dokter salah.

Sayangnya perkiraan dokter benar-benar salah. Waktu yang dikirakan enam bulan kedepan datang lebih cepat. Ketika seminggu lalu Vita kembali collapse, aku tahu bahwa dia tidak menjalani terapi bahkan tidak pula mengkonsumsi obat-obat dari rumah sakit yang baginya lebih menyiksa daripada rasa sakit didalam kepalanya.

Terapi dan obat-obatan itu memaksa tubuhnya untuk memuntahkan semua cairan dalam tubuhnya. Dalam sekejap  menurunkan berat badannya, merontokkan rambut rambutnya yang hitam kecoklatan. Tubuhnya mulai kurus kering, pucat. Tersiksa tubuh dan batin, dia memutuskan berhenti. “Aku ingin tetap terlihat cantik didepanmu”.

Entah apa yang membuatnya berpikir itu akan menyenangkanku. Bagaimana aku bisa bahagia ketika aku harus lebih cepat kehilangan dia hanya karena dia ingin terlihat tetap cantik dihadapanku.

“Aku tidak takut akan masa depan ataupun menyesali masalalu, ada kau disini yang menguatkanku saat ini.... tak ada lagi yang kubutuhkan untuk melewati sisa hidupku"  kata-kata itu terus mengiang di otakku sampai akhirnya aku tersadar bahwa aku masih terbaring di lahan parkir rumah sakit. Henry sudah tidak nampak lagi.

Aku memandang lurus keatas, kulihat bintang-bintang dilangit redup sendu. Ada rasa masgul, seperti sebuah beban entah dari mana. Kuentaskan jauh-jauh rasa sakit disekitar tubuhku. Tertatih menuju kembali kekamar Vita, kekasihku.

Didepan kamar anggota keluarga telah berkumpul menangis. Terjadi sesuatu. Aku berlari sekuat  tenaga. Rasa sakit akibat pukulan-pukulan Henry benar-benar telah hilang namun karena suatu alasan dadaku terasa sesak. Menerobos kerumunan keluarga diluar kamar aku temukan Vita terbujur diam. Dikirinya Hendry menangis parau, sedangkan ibunya disisi lain.

***
Disinilah aku sekarang. Disisi nisannya. Dia telah pergi selamanya. Kutarik nafas panjang memanjatkan doa pada ilahi.

Hidupku kini terasa lengang. Semua terasa kosong. Beban kehilangannya sekin sesak karena banyak hal yang kusesali. Kenapa tak kukatakan aku mencintainya. Kenapa aku tak berada disampingnya ketika dia pergi

Disana dimakam itu aku menangis. Berbicara seperti orang tidak waras.  Menceritakan kembali kisah-kisahku tentang kekasihku kepada nisan yang kaku. Para pelayat dan keluarga telah pergi lebih awal.

Seseorang menepuk pundakku memaksaku menoleh kearahnya. “Henry?”

“Maaf soal kejadian semalam”

“Nggak papa, aku emang pantas dihajar”

“Kayaknya nggak juga?”

“….”
“Vita… dia bilang kalau itulah Rizki… Rizki tidak mau mengatakan kalau Dia mencintaiku karena bila aku tahu dia mencintaiku, maka aku akan tahu kalau dia akan hancur ketika aku pergi”

Aku tertegun, kupalingkan kembali pandanganku kearah nisan marmer dingin bertulisakan nama Vita. Henry kembali menepuk pundakku kemudian melangkahkan kakinya pergi.

***

Kupandangi kembali lukisan gadis hitam putih dengan wajah sendu dan topeng tersenyum ditangan kirinya. Aku tersadar betapa Vita bisa melihat langsung kedalam diriku yang entah karena berbagai alasan selalu menutupi diriku sebenarnya. Aku seperti wanita dalam lukisan itu yang menyembunyikan sejatiku melalui topeng-topeng kepalsuan.

Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me : grape_strife@yahoo.co.id