Senin, 29 Juli 2013

Maha Cinta Rahwana, Kisah cinta sejati Sang Raja Raksasa


Sisi lain dari kisah pewayangan RAMAYANA. Sebernya aku dah lama denger cerita ini, tapi kemaren habis nonton Sudjiwotedjo  ‘ndalang’ cerita ini jadi pengen ngeshare juga.

Ketika kita mendengar Judul RAMAYANA yang terlintas di sebagian besar masyarakat Indonesia adalah kisah tentang Perjuangan Epik Rama seorang pangeran dari Negara ayodia menyelamatkan istrinya Shinta yang diculik dan hendak di peristri oleh Raja Raksasa Rahwana.

Dalam pelajaran di Sekolah dasar dan SMP biasanya hanya disampaikan pada epos ke-5 saat Rama di bantu pasukan kera yang dipimpin Hanoman akhirnya mengalahkan pasukan Raksasa yang dipimpin Rahwana. Shinta kembali ke pelukan Rama, sedangkan Rahwana gugur dalam perang. Kebaikan mengalahkan Kejahatan, happy ending.


Kenyataanya itu hanya sampai pada epos 5 dari keseluruhan 7 epos Ramayana. Pertempuran di Alengka, kerajaan Rahwana adalah awal dari Epos 6, yang menunjukkan cerita betapa maha cinta-nya si Raja Raksasa Rahwana. Bagaimana disana ditunjukkan bahwa tidak ada yang benar-benar jahat, dan tidak ada yang benar-benar baik. 2 sisa epos ini yang kemaren diangkat oleh Sudjiwo Tedjo  dalam Maha Cinta Rahwana.

Shinta sudah kembali ke daerah hutan Bharata tempat Arjuna membangun kerajaanya ketika dia ketahuan Hamil. Saat itu Rama murka. Dia menuduh bahwa selama masa penyekapan Shinta oleh Rahwana, mereka sempat bercampur dan anak dalam kandungan Shinta adalah anak dari Rahwana.
Shinta sedih atas tuduhan Rama, dia menjelaskan bahwa dia tidak pernah bercampur dengan Rahwana karena kenyataanya Rahwana takut menyentuh Shinta karena dia tahu kalau Rahwana berani menyentuh Shinta, sang putrid tidak akan segan untuk bunuh diri. Ego Rahwana memaksa untuk memiliki Shinta, tapi pada akhirnya Hatinya menang karena tidak tega menyakiti kekasih yang dia Cintai.

Tak lama Rama menuntut Shinta untuk membuktikan kesucianya dengan ritual pati obong. Sebuah ritual melompat kedalam api. Shinta bersedia, demi membuktikan pengabdianya kepada sang suami. Sebuah api unggun besar di buat di alun-alun kota. Di saksikan oleh Rama, Lesmana dan Puluhan warga Shinta melompat kedalam api unggun. Setelah berjam-jam api bergolak dengan panas, api unggun itu padam dan Shinta selamat. Bukti bahwa Shinta suci.

Lesmana dan warga bersorak gembira dengan hasil itu, tapi tidak dengan Rama. Rama masih ragu dengan Shinta. Malam hari setelah Ritual Pati obong dia mengajak Lesmana untuk bicara 4 mata. Dia meminta lesmana untuk membawa Shinta ke tengah hutan Baratha dan membunuhnya. Pada awalnya Lesmana menolak, tapi karena itu adalah perintah dari kaka sekaligus Rajanya akhirnya dia menyanggupi.

Pagi harinya, Lesmana mengajak Shinta ke tengah hutan. Alih-alih membunuh Shinta disana dia membuatkan sebuah rumah pohon untuk Shinta tinggali. Dia menceritakan permintaan Rama kepadanya, Shinta menangis sejadi-jadinya namun berterima kasih pada pada kebaikan hati Lesmana. Lesmana meninggalkan Shinta di tengah hutan dalam keadaan hamil, tapi itu adalah hal terbaik yang bisa dilakukannya untuk menyelamatkan nyawa Shinta.

Dalam perjalanan pulang dia sempatkan berburu Rusa, anak panah yang masih ada darah rusa itu di serahkan ke Rama sebagai bukti bahwa dia telah membunuh Shinta. Rama senang, dan beberapa waktu kemudian menikah dengan adik sulung Rahwana, Surpanakha yang sebelumnya dijadikan tawanan perang. Rama akhirnya menghabiskan masa hidupnya bahagia dengan istri dan selir-selir di kerajaan yang dia bangun.

Nasib lain di alami Shinta. Beberapa bulan setelah dia ditinggal Lesmana di tengah hutan, usia kandungnya sudah sampai pada waktu melahirkan. Saat itu hujan badai diluar. Tanpa pertolongan seorang dukun beranak Shinta berjuang melahirkan anaknya. Dalam rasa sakit yang hebat dia berusaha meraih-raih tirai untuk digenggam sambil dia mendorong anaknya keluar. Malang dia meraih ekor se-ekor ular raksasa. Kaget dan panic, dua anak kembar Shinta lahir, namun Shinta sendiri tidak selamat.

Dalam keadaan kritis itu jiwa Rahwana menerobos keluar dari Dhurma (alam setelah mati) menjemput ke-2 anak kembar Shinta dan menyerahkan dalam asuhan Valmiki (seorang sakti, resi, dewa). Dalam perjalananya ke Kahyangan untuk menemui Valmiki, Rahwana membentangkan dua anak kembar yang akhirnya diberi nama Lava dan Khusa kepada dunia. Dia bertutur “Hai Dunia? Sesungguhnya siapa yang Banjingan? Aku atau Rama?”.

Well ya Ramayana memang merupakan sebuah karya sastra yang mengagumkan. Betapa dalam tiap epos-nya mengundang kita untuk berdecak kagum dengan aksi, emosi, dan penokohan karakternya.
Satu hal tentang Ramayana, di cerita itu tidak ada ada karakter yang benar-benar baik, dan tidak ada yang sepenuhnya hitam. Lihatlah Rama, yang heroic tapi tega menyuruh adiknya untuk membunuh istrinya, dan bahkan menikah dengan adik sulung musuh bebuyutanya. Lihatlah Lesmana, yang loyal dan setia tapi dalam kebingungnya dia memilih menghianati raja sekaligus kakaknya. Lihatlah Shinta, yang setia namun di Hatinya mengagumi Rahwana dengan diam-diam

Lalu Rahwana, sang Maha Cinta. Dia yang sangat Jahat dengan merebut Shinta dari Rama namun tetap mencintai Shinta meskipun dengan cara yang salah. Betapa dia sangat takut untuk menyakiti orang yang dicintainya. Mati untuknya, kemudia menerobos keluar Dhurma untuk menyelamatkan anak dari orang yang di Cintainya. Maha Cinta Rahwana.



======================================

Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me : grape_strife@yahoo.co.id


Follow my blog
http://www.clowreedt.blogspot.com/

======================================

1 komentar:

  1. gw juga baru tau nih cerita yg bner, berkat mbah tedjo

    gx semua yg dipandang buruk,itu buruk. begitupun sebaliknya

    BalasHapus