Senin, 08 Juli 2013
Digampar itu sakit. Digampar itu apa??? Sakit.
Yup, sudah lama banget aku gak di gampar sama orang, dan setelah sekian lama enggak di gampar ternyata rasanya tetep sakit. Yang lebih sakit ialah makhluk cantik yang ngegampar aku itu cewek dan cewek itu berstatus pacar orang. Good Job ndil, way to go pokoke.
Seseorang pernah berkata “aku sih lebih mentingin rasa, status berpacaran atau tidak itu cuma penguat kepemilikan”. Iya status berpacaran, jomblo, dan LDR itu hanya label. Ketika kamu pergi ke Restoran, yang membuat kamu ingin balik lagi kesana adalah apa yang disajikan, bukan nama restoranya. Makanya saya mencantumkan status relationship di FB saya single/jomblo. Artinya adalah? Buat ente temen-temen yang sering banget nyuruh eike mandi biar dapat pacar, coba pahami dulu bahwa “mandi gak mandi bodo amat, nggak ngaruh sama kejombloan gue”.
Oke back to topic. Saat ini aku lagi menikmati status “Jomblo” itu. Kenyataanya “Jomblo” itu enak. Bisa keluar sana sini sama siapa aja bebas, paling gak enaknya itu kalau pas tidur. Pacaran tidur bisa sambil meluk pacar, sedangkan aku kalau tidur meluk guling sambil glesotan di kasur yang spreinya berwarna pink dan gambarnya Dora The Explorer. Aku sendiri gak terlalu mentingin orang yang keluar ma aku itu punya pacar atau enggak. Bodo amat, toh aku jalannya sama dia, bukan ma pacarnya.
Terjadilah kekonyolan diatas, aku digampar sama makhluk cantik yang berstatus pacar orang tersebut. Kita sedang makan saat itu, ketika aku cerita kalau aku habis nonton Despicable me 2 (Film-nya recommended banget) ma temen cewekku yang lain. Tiba-tiba dia jutek gak jelas, pas tak tanya kenapa. Plak!! Sebuah telapak tangan halus melaju dengan kecepatan 90,5 km/jam mendarat indah di pipiku diiringi dengan kata-kata “trus selama ini kamu nganggap aku apa?”.
Aku cuma bisa jawab pasrah “temen???”
“oooh, jadi cuma temen!?!?!?” habis itu dia langsung cabut, untung gak ada acara siram air dari gelas kek yang di tipi-tipi. Akhirnya aku tetep disitu sebentar nenangin diri sambil nahan malu dilihatin orang di warung makan lesahan tersebut kemudian menyusul pergi beberapa saat kemudian.
Aku bukanya gak peka sama yang dia maksut. Yang namanya suka, sayang, dan cinta itu pada akhirnya selalu tentang kepemilikan. Kamu punyaku, aku punyamu, habis perkara. Cuma gini, kita emang enggak dalam posisi punya label “pacaran” dan dia jelas “in relationship” dengan orang lain. Mungkin beda ceritanya kalau sekonyong-konyong dia tiba-tiba mutusin pacarnya trus ngajak aku jadian (yang itu sangat mustahil).
Aku nggak mau terjebak dengan pertanyaanku dulu pada nona abu-abu, pertanyaan “kenapa kamu tidak bisa tegas memilih? Kenapa susah sekali untuk memilih hitam atau putih? Kenapa kamu selalu abu-abu? Kenapa kamu selalu ragu?”
Aku enggak mau dia menjawab “Dari dulu aku selalu memilih dia, tapi sekarang ada kamu. Kamu yang bikin aku abu-abu, kamu yang bikin aku ragu”. Jawaban jleb kek gini yang aku hindari.
Kalau di inget-inget kejadian kek gini sering banget aku alami. Kalau di tengok kebelakang dalam dua tahu ini. Ada nona abu-abu, trus seorang sahabat baikku, dia yang di seberang pulau, warna ke 2, dia yang sekarang jadi istri orang. Dan orang-orang yang sempet aku posting di blog-ku.
Tapi apapun itu aku tidak bisa menimpakan kesalahan ini sama dia toh aku juga salah jadi sekalian aja disini aku minta maaf sama mbak yang baru aja nge-gampar aku. Semoga kamu lebih bahagia di hari depan. Amin.
Pelajaran hari ini adalah, aku gak bakal makan di tempat itu lagi. Sekian.
Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me : grape_strife@yahoo.co.id
Follow my blog
http://www.clowreedt.blogspot.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar