Sisi lain dari kisah pewayangan RAMAYANA. Sebernya aku
dah lama denger cerita ini, tapi kemaren habis nonton Sudjiwotedjo ‘ndalang’ cerita ini jadi pengen ngeshare
juga.
Ketika kita mendengar Judul RAMAYANA yang terlintas di
sebagian besar masyarakat Indonesia adalah kisah tentang Perjuangan Epik Rama seorang
pangeran dari Negara ayodia menyelamatkan istrinya Shinta yang diculik dan
hendak di peristri oleh Raja Raksasa Rahwana.
Dalam pelajaran di Sekolah dasar dan SMP biasanya
hanya disampaikan pada epos ke-5 saat Rama di bantu pasukan kera yang dipimpin
Hanoman akhirnya mengalahkan pasukan Raksasa yang dipimpin Rahwana. Shinta
kembali ke pelukan Rama, sedangkan Rahwana gugur dalam perang. Kebaikan
mengalahkan Kejahatan, happy ending.
Kenyataanya itu hanya sampai pada epos 5 dari
keseluruhan 7 epos Ramayana. Pertempuran di Alengka, kerajaan Rahwana adalah
awal dari Epos 6, yang menunjukkan cerita betapa maha cinta-nya si Raja Raksasa
Rahwana. Bagaimana disana ditunjukkan bahwa tidak ada yang benar-benar jahat,
dan tidak ada yang benar-benar baik. 2 sisa epos ini yang kemaren diangkat oleh
Sudjiwo Tedjo dalam Maha Cinta Rahwana.
Shinta sudah kembali ke daerah hutan Bharata tempat
Arjuna membangun kerajaanya ketika dia ketahuan Hamil. Saat itu Rama murka. Dia
menuduh bahwa selama masa penyekapan Shinta oleh Rahwana, mereka sempat
bercampur dan anak dalam kandungan Shinta adalah anak dari Rahwana.
Shinta sedih atas tuduhan Rama, dia menjelaskan bahwa
dia tidak pernah bercampur dengan Rahwana karena kenyataanya Rahwana takut
menyentuh Shinta karena dia tahu kalau Rahwana berani menyentuh Shinta, sang putrid
tidak akan segan untuk bunuh diri. Ego Rahwana memaksa untuk memiliki Shinta,
tapi pada akhirnya Hatinya menang karena tidak tega menyakiti kekasih yang dia
Cintai.
Tak lama Rama menuntut Shinta untuk membuktikan
kesucianya dengan ritual pati obong. Sebuah ritual melompat kedalam api. Shinta
bersedia, demi membuktikan pengabdianya kepada sang suami. Sebuah api unggun
besar di buat di alun-alun kota. Di saksikan oleh Rama, Lesmana dan Puluhan
warga Shinta melompat kedalam api unggun. Setelah berjam-jam api bergolak
dengan panas, api unggun itu padam dan Shinta selamat. Bukti bahwa Shinta suci.
Lesmana dan warga bersorak gembira dengan hasil itu, tapi
tidak dengan Rama. Rama masih ragu dengan Shinta. Malam hari setelah Ritual Pati obong dia mengajak Lesmana untuk bicara 4 mata. Dia meminta lesmana untuk membawa
Shinta ke tengah hutan Baratha dan membunuhnya. Pada awalnya Lesmana menolak,
tapi karena itu adalah perintah dari kaka sekaligus Rajanya akhirnya dia
menyanggupi.
Pagi harinya, Lesmana mengajak Shinta ke tengah hutan.
Alih-alih membunuh Shinta disana dia membuatkan sebuah rumah pohon untuk Shinta
tinggali. Dia menceritakan permintaan Rama kepadanya, Shinta menangis
sejadi-jadinya namun berterima kasih pada pada kebaikan hati Lesmana. Lesmana
meninggalkan Shinta di tengah hutan dalam keadaan hamil, tapi itu adalah
hal terbaik yang bisa dilakukannya untuk menyelamatkan nyawa Shinta.
Dalam perjalanan pulang dia sempatkan berburu Rusa,
anak panah yang masih ada darah rusa itu di serahkan ke Rama sebagai bukti
bahwa dia telah membunuh Shinta. Rama senang, dan beberapa waktu kemudian
menikah dengan adik sulung Rahwana, Surpanakha yang sebelumnya dijadikan
tawanan perang. Rama akhirnya menghabiskan masa hidupnya bahagia dengan istri
dan selir-selir di kerajaan yang dia bangun.
Nasib lain di alami Shinta. Beberapa bulan setelah dia
ditinggal Lesmana di tengah hutan, usia kandungnya sudah sampai pada waktu
melahirkan. Saat itu hujan badai diluar. Tanpa pertolongan seorang dukun
beranak Shinta berjuang melahirkan anaknya. Dalam rasa sakit yang hebat dia
berusaha meraih-raih tirai untuk digenggam sambil dia mendorong anaknya keluar.
Malang dia meraih ekor se-ekor ular raksasa. Kaget dan panic, dua anak kembar
Shinta lahir, namun Shinta sendiri tidak selamat.
Dalam keadaan kritis itu jiwa Rahwana menerobos keluar
dari Dhurma (alam setelah mati) menjemput ke-2 anak kembar Shinta dan
menyerahkan dalam asuhan Valmiki (seorang sakti, resi, dewa). Dalam perjalananya
ke Kahyangan untuk menemui Valmiki, Rahwana membentangkan dua anak kembar yang
akhirnya diberi nama Lava dan Khusa kepada dunia. Dia bertutur “Hai Dunia? Sesungguhnya
siapa yang Banjingan? Aku atau Rama?”.
Well ya Ramayana memang merupakan sebuah karya sastra
yang mengagumkan. Betapa dalam tiap epos-nya mengundang kita untuk berdecak
kagum dengan aksi, emosi, dan penokohan karakternya.
Satu hal tentang Ramayana, di cerita itu tidak ada ada
karakter yang benar-benar baik, dan tidak ada yang sepenuhnya hitam. Lihatlah
Rama, yang heroic tapi tega menyuruh adiknya untuk membunuh istrinya, dan
bahkan menikah dengan adik sulung musuh bebuyutanya. Lihatlah Lesmana, yang
loyal dan setia tapi dalam kebingungnya dia memilih menghianati raja sekaligus
kakaknya. Lihatlah Shinta, yang setia namun di Hatinya mengagumi Rahwana dengan
diam-diam
Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me : grape_strife@yahoo.co.id
Follow my blog
http://www.clowreedt.blogspot.com/
======================================