Rabu, 21 Maret 2012

mencoba nulis kembali T_T

It’s been a while since my last post. Hahaha, ga kerasa kuliah dah masuk semester 10. Dah mulai kuliah lagi meskipun jadwalnya gak sepadat semester-semester awal. Temen-teman angkatan dah pada lulus. Sekarang Cuma tinggal beberapa orang temen angkatanku yang belum lulus. Miris T_T

Ok langsung ke topic. Kali ini mau membahas tentang orang-orang yang menyukai atau malah mungkin berhubungan dengan seseorang yang In relationship. Pertama sebelum melangkah lebih lanjut, saya ingin menegaskan bahwa masalah seperti ini bukan merupakan pilihan yang menyenangkan bagi semua orang. Pelaku-pelaku pasti menginginkan hubungan yang lebih normal.

Kalau dilihat dari sisi manapun tak ada yang benar-benar menginginkan untuk menjadi pihak ke-tiga. Siapapun itu, masalahnya adalah ketika kita mencintai seseorang, maka akan muncul keinginan yang sangat besar untuk memiliki. Saat kondisi seperti ini terjadi akan ada pertentangan. Kondisi yang membuat seseorang dilematis, atau bahasa sekarang “GALAU”.

Rasa sakit karena orang yang dicintai adalah milik orang lain, dan rasa takut bahwa selamanya tidak akan memiliki. Namun ketika akhirnya terjadi hubungan antara pihak ke-3 dan seseorang in relationship tersebut maka secara perlahan-lahan rasa sakit lain tercipta. Akan selalu ada pihak yang merasa di no.2-kan. Ada yang merasa terhianati. Ada yang bingung karena tidak mendapatkan pilihan yang mudah.

Kasus yang sering terjadi adalah ketika seseorang berkenalan dengan orang lain tanpa tahu status-nya. Mereka dekat dan semakin dekat hingga ada rasa lebih dari pertemanan. Sayangnya ketika pada akhirnya dah ada chemistry yang kuat satu sama lain terungkap bahwa salah satu pihak in relationship.

Kasus seperti ini ada beberapa ending.

  • Pertama pihak in relationship putus dengan pacar dan jadian dengan pihak ketiga.
  • Kedua, pihak in relationship tidak putus dan pihak ketiga menjadi selingkuhan.
  • Ketiga, pihak in relationship ditinggalkan oleh pacar dan pihak ketiga.
  • Keempat, pihak in relationship insyaf dan memilih pacarnya.

Tapi kali ini kita tidak sedang membahas hal tersebut. Kita akan membahas tentang seseorang yang yang sejak awal tahu bahwa orang yang dia taksir berstatus in relationship. Mungkinkah? Mungkin! Adakah? Ada, dan tidak sedikit.

Ok? Next, tidak ada salahnya mencintai seseorang yang in relationship, hanya akan menjadi masalah ketika anda berusaha merebut orang in relationship tersebut, atau mungkin dengan suka rela menjadi orang ke-tiga. Dan karena keinginan memiliki yang besar hal tersebut bukan tidak mungkin akan terjadi.

Menyakitkan tidak dapat memiliki apa yang kita cintai, tapi akan lebih menyakitkan ketika kita menjadi orang ke-tiga. Ketika menjadi orang ke-tiga anda akan merasakan betapa cinta sangat diskriminatif. Betapa orang pertama akan selalu didahulukan, selalu diutamakan. Tidak ada pilihan menjadi yang pertama tapi diduakan, atau kedua tapi diutamakan. Yang ada hanya selalu jadi yang kedua.

Pada akhirnya orang-orang ini akan menghambakan diri kepada orang yang dicintainya, dan mereka akan selalu menjadi yang kedua. Semakin menyakiti diri sendiri karena tidak benar-benar memiliki.

Kita tidak pernah benar-benar mengendalikan rasa cinta, tapi kita bisa memilih apa yang akan kita lakukan terhadap rasa itu. Pahamilah bahwa pemahaman terhadap pribadi orang yang kita cintai sangatlah penting. Yakinkan diri anda bahwa menjadi pihak ke-tiga tidak pernah benar-benar berakhir bahagia, selalu ada rasa bersalah, selalu ada yang terluka. Yakinkan pula pada diri anda untuk tidak bersuka rela menjadi yang ke-tiga. Setiap orang berhak mendapatkan yang terbaik, menjadi penguasa tunggal kekasih hatinya. Tidak terbagi.

Regard

Grape_Strife/Clowreedt

My World, My Rules

Contact me : grape_strife@yahoo.co.id

Follow my blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar