Minggu, 06 Januari 2013
Entry Pribadiku 1
Juli 2005
Betapa sepi itu sangat berat kurasa. Dia datang perlahan, mencekik mulai dari leher, menghimpit paru-paruku terlalu kencang, membuatku lupa caranya bernafas. Betapa rasa sakit itu membuat dadaku sesak terasa, hingga tanpa kusadari mata ini sudah berkabut, dan akhirnya berlumuran air mata. Mengapa Sepi tidak pernah terasa sederhana, selalu membuatku meradang dan mempecundangiku dengan caranya yang seperti itu. Menyakakitkan.
Sulit memang ketika Tuhan memiliki keinginan, Dia tidak pernah bisa bersabar. Sukar bagiku untuk menang, terlebih ketika sang takdir yang menjadi lawan. Begitu pula takdir, tak pernah bisa menunggu. Kita, manusia seolah hanyabisa duduk manis menerima, dipaksa untuk merasakan, kemudian dengan sangat sadar, denan penuh kesadaran bahwa tidak mampu merubah apapun didalamnya. Takdir yang seolah memberikan pesan bahwa dunia bukanlah tempat dimana semua keinginan bisa terwujud.
inilah Tuhan yang maha pengasih dan maha penyayang. tapi dari sisinya dia jugalah sang maha kuat. kekuatanya dalam hitungan detik membuatku tersungkur, jatuh kedalam jurang kepedihan. mencabik sedikit demi sedikit dinding dinding jiwaku yang semakin ringkih.
Melanjutkan hidup, tentu saja. Hidup pasti akan berlanjut dengan sendirinya, dan lagi-lagi dia tidak akan menunggu. Tetapi dari kesepian aku belajar bahwa hidup tidak cukup hanya sekedar dilanjutkan. Hidup adalah sesuatu yang patut dirayakan. Kau tahu Vit? Kepergianmu membuat segalanya menjadi terasa sulit. Kepergianmu membuatku bertanya, bagaimana aku akan melanjutkan hidupku dititik dimana Tuhan telah membuat kita bermandikan jarak, berpeluh sepi dan terus menenggelamkanku dalam kekosongan.
Kaulah rindu itu. Kau yang datang sesaat saja dalam pelukan, lalu kini menghempas pergi, sementara aku masih belum puas menari. sialnya, hidup terus berjalan, bergerak maju, tidak menunggu. berjalan congkak, tanpa berpaling padaku yang tertatih-tatih mengikutinya, sendirian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar