Kamis, 09 Juni 2011

Menjaga Hubungan, part 1 "SELEKSI"

Hump … nggak terasa sudah 3,5 tahun saya pacaran. Sudah cukup banyak juga suka dan duka yang kami lewati bersama. Sampai saat ini, saya masih berharap hubungan ini bisa bertahan, dan berlanjut ke jenjang berikutnya, amin.

Kemaren ada teman yang nanya gimana cara saya menjaga hubungan, sampai 3,5 tahun dan masih aja adem ayem sampai sekarang. Sejujurnya hubungan kami tidak se-adem-ayem kelihatanya, tapi kami berusaha agar hubungan kami ini bertahan apa-pun masalah yang kami hadapi. Tentu itu bukan hal yang mudah, dan untunglah saya menemukan pasangan yang cukup dewasa untuk mengimbangi pemikiran saya yang lebih kekanak-kanakan.

Berbicara tentang hubungan (relationship), maka kita tidak bisa memisahkannya dengan yang namanya SELEKSI. Seleksi merupakan salah satu factor penting dalam kesuksesan dalam membina suatu relationship. Pada tahap ini kita akan terjadi proses “menyeleksi” dan “diseleksi”.

THINK BEFORE YOU JUMP. Jangan pernah memutuskan untuk memulai suatu hubungan hanya karena kamu merasa cocok, atau karena merasa “dialah orangnya”. Timbang baik-buruknya, dan pikirkan baik-baik apakah dia memang orangnya, ataukah hanya emosi sementara. TAPI, jangan terlalu banyak berfikir dan menganalisa, karena belum tentu judgment kita benar.

Lalu bagaimana kita dalam menjalankan proses seleksi ini? Berikut adalah hal yang manurut saya patut untuk dicoba

1. Berdamailah dengan diri sendiri
Nikmati apa yang ada pada diri anda apa adanya, tak perlu mengeluh atau mengumpat. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekuaranganya masing-masing, tapi ini bukan alasan untuk mengutuk diri sendiri, terlebih mengutuk orang lain dan membenci segala sesuatu. Damaikan diri sendiri dan buatlah sebuah attitude yang lebih baik.

2. Jangan menjalani sebuah hubungan karena rasa kasihan
Mungkin ada beberapa kasus dimana pada akhirnya rasa kasihan itu berubah menjadi rasa sayang yang mendalam, tapi percayalah tidak semua seperti itu. Berhenti menipu diri sendiri dan menipu orang lain. Hubungan yang didasarkan pada kebohongan tidak akan berjalan baik.

3. Be Spesifik (bener nggak sih nulisnya gini?)
Tentukan dengan detail seperti apa pasangan yang anda inginkan. Jangan terlalu mudah memberikan toleransi terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan dalih yang subjektif. If you like it, then take it…. If you don’t, just leave it….

4. Teliti dan Teliti
Berhubungan dengan point 3, carilah informasi secara detail dan mendalam. Cari tahu tentang calon pasangan dengan sebenar-benarnya. Jangan sampai menyesal dikemudian hari, karena setelah relationship terbangun ternyata pasangana kita tidak seperti yang kita pikirkan. Banyak relationship yang dibangun susah payah, akhirnya putus karena merasa bahwa pasanganya tidak sama dengan yang diharapkan selama ini. Quote kata-kata hesti di note sebelum ini “topeng-topeng palsu, menipu… ckckckckckc”

5. Tegas dalam memilih dan memutuskan
Jika anda sudah yakin akan pilihan yang anda tetapkan maka berikan ketegasab dalam memilih, jika memang ada lebih dari satu calon, maka jadilah seseorang yang bertanggung jawab dengan memberikan penjelasan kepada pidak yang tidak anda pilih. Berikan dia pengertian bahwa anda telah memilih, dan pilihan anda bukan dia. Biarkan mereka berhenti berharap dan mencari pilihan yang lain. Hindari status yang menggantung, karena hal itu dapat membuat pasangan yang anda pilih menjadi ragu.

Well, tahap seleksi ini berjalan pada masa pedekate. Fase ini penting karena menentukan apakah pasangan akan membuat kita bahagia, atau tersiksa, jadi penentuan pasangan sendiri adalah hal yang penting. Hal yang mendasari kita dalam menjalani hubungan ada 2 hal, yaitu : EMOSI (perasaan) & LOGIKA (preferensi, prospek masa depan, dll).

Tidak sedikit orang memilih untuk “in relationship” karena factor pertama yaitu EMOSI. Bahayanya adalah kadang emosi ini menutup LOGIKA. Dalam pemikiran orang yang menjalani hubungan atas dasar EMOSI adala “saya rela mengorbankan apapun, demi pasangan saya, bahkan jika saya harus menghancurkan diri sendiri karenanya”. Yah, memang tidak sepenuhnya salah, tapi hal ini sama saja dengan gambling (berjudi). Ada yang langgeng, tapi tidak sedikit yang gagal. Saat mereka menjalani relationship mereka memahami, bahwa semua tidak seindah yang mereka kira, muncul berbagai konflik (kecemburuan), keluarga, waktu, dll. Akhirnya mereka menyesal dan merasa bahwa keputusn mereka berdasarkan emosi sementara.

Disisi lain, adalah orang yang memulai suatu hubungan berdasarkan LOGIKA. Memilih berdasarkan preferensi dan prosepek masa depan. Yang perlu disadari adalah meskipun dalam segi manjaman hubungan ini sukses, tapi tanpa adanya kesatuan emosi didalamnya maka hanya akan terasa hambar. Nothing special. Bosan, lalu berpisah.

Kunci dari relationship yang baik adalah kepaduan antara EMOSI & LOGIKA, dan karena ini sudah malam, maka tentang bagimana men-syncronize keduanya akan saya bahas pada note berikutnya.



Simple note for today before going to bed

“if you’re not happy with relationship for a long time, stop trying to fixed it…. Cut it and start a new one”





Regard
Grape_Strife/Clowreedt
My World, My Rules
Contact me : grape_strife@yahoo.co.id



Follow my blog
http://www.clowreedt.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar