Selasa, 01 September 2009

Menganalisa keaslian foto digital dengan adobe potoshop

Langsung aja ya, cara mengetahuinya:

1. Perbedaan resolusi. Biasanya foto yang difoto secara profesional memiliki resolusi 255 ppi, sedangkan yang diambil dengan kamera digital biasa (non-pro) adalah 72 ppi. Bila dua foto (yang diambil dengan menggunakan alat yang berbeda kualitasnya) digabung menjadi satu, kemudian di save ke 72 ppi (dengan jpg format internet), lalu dikonversikan kembali ke 255 ppi dengan Photoshop dan di-zoom sebesar-besarnya, maka perbedaan pixelnya akan terlihat.

2. Perbedaan warna dan skin tone. Perbedaan warna wajah dengan tubuh tidak selamanya menandakan sebuah foto itu hasil rekayasa. Bahkan sangat normal bila terdapat perbedaan warna kulit wajah dengan tangan atau bagian tubuh lain. Ini dikarenakan perbedaan kehalusan dan bulu pori-pori pada wajah dengan yang lainnya hingga mempengaruhi pantulan cahaya.

Jadi perbedaan warna yang dimaksudkan disini adalah bukan cuma warna, melainkan tonase, termasuk titik terang dan titik gelap. Bila kita menemukan sebuah foto yang mencurigakan, coba atur 'brightness' monitor sampai maksimum dan 'contrast' sampai minimum. Kemudian lihat apakah terjadi perbedaan mencolok antara wajah dengan tubuh. Cara lain, buka dengan Photoshop dan gunakan filter HSB. Geser 'slider' H dan S sampai kandas ke kanan. Biasanya akan langsung ketahuan perbedaannya jika dua gambar atau lebih dijadikan satu.

3. Grain dan noise. Umumnya foto baik yang digital atau hasil scan, memiliki noise terutama pada daerah shadow (gelap). Noise atau grain ini timbul karena bit info tidak tertangkap kamera, sehingga software kamera mengkompensasi secara digital, umumnya secara interpolasi. Kamera yang berbeda tentu menghasilkan kompensasi yang berbeda. Untuk melihat dengan jelas, perhatikan foto pada channel masing-masing (RGB atau CMY). Biasanya yang kentara terjadi perbedaan jika foto merupakan suatu tempelan adalah di channel G (hijau) dan B (biru).

4. Cari sambungan. Bila sebuah foto dicangkok kedalam sebuah foto yang lain, tentu ada daerah sambungan. Ini efektif untuk gambar 'fake' hasil kerjaan orang-orang pemula. Biasanya foto yang di-fake dengan teknik tinggi sangat sulit mencari sambungannya karena kecanggihan Photoshop yang bisa menyamarkan sambungan sampai 255 step. Namun begitu, sering kali seorang ahli akan membuat kelalaian, misalnya pada daerah rambut, sambungan dagu, leher, dan sebagainya.

5. Perhatian: metadata yang merupakan embeded profile pada sebuah foto digital tidak pernah membuktikan kalau foto itu asli atau tidak. Kecuali kalau file foto itu berbentuk RAW (misalnya berekstension .nef untuk Nikon atau .dcr untuk Kodak )


Tentu saja masih banyak teknik-teknik lain yang bisa untuk membuktikan keaslian suatu foto. Dan sebaliknya, tentu saja akan lebih banyak lagi kiat-kiat untuk berkelit dan menyangkal keaslian suatu foto. Tetapi setidaknya, tips tersebut di atas akan dapat menjadi bekal pertama Anda untuk (belajar) menjadi seorang analis foto (kali aja bisa ngalahin roy sukro). Bermanfaat atau tidaknya, tergantung Anda.


Tapi kalo boleh jujur yah, gue biasanya bisa lsg nebak itu asli ato ga cuman sekilas ajah liat thumbnailnya. Ok deh patokannya gini dari gue yang sekarang kadang nyambi jadi tukang moto.
Liat dari ekspresi muka ama bahasa tubuhnya. Nyambung ga'? Udah ini yg paling gampang banget, ga perlu potosopan segala. Kalo bahasa tubuh ama ekspresi muka/matanya nyambung.. berarti asli, kalo kaga berarti palsu.

nah tapi kalo masi ragu...
cara diatas bisa diterapkan..
cuman gue sendiri ga gitu ngerti photosop siy...
biasanya gue cuman liat dari bahasa tubuh ama ekspresinya trus kalo ragu gue buka full screen untuk liat detailnya. Kalo kelihatan Blur yang mencurigakan, ma perbedaan warna terang mungkin palsu.

Semoga berkenan dan dijadikan pelajaran untuk lebih berhati2/ menyimpan foto pribadi anda. Karena meskipun memory cardnya udah diformat.. foto2/ lama yg keformat masih bisa diselamatin lagi.

2 komentar: